Senin, 01 Oktober 2018

Sebuah Balada untuk yang Di Sana

Bayangmu datang di kesunyian malam
Menyapaku dan aku pun tak bisa tidur
Kembali bangun untuk merindu entah untuk keberapa kali

Senyumanmu yang menenangkan hati
Membuat ku teringat tentang semua hal indah
Namun sayang, senyummu datang bersamaan dengan rasa cemburuku
Cemburu yang aku sendiri tidak tahu apa maknanya

Aku masih setia di kesunyian malam
Ditemani suara jangkrik dan indahnya kunang-kunang
Aku diam tanpa akal
Bayangmu yang menyapaku, kembali membuatku teringat semua kenangan

Kali ini, kenangan pahit antara kita
Semua luka di hati ini, tak akan hilang diterjang waktu
Aku bertahan dengan semua luka sampai saat ini
Ku biarkan bayangku tenggelam untuk menikmati kuatnya kenangan
Mencuri kenangan seindah sinar bulan malam ini

Aku tak butuh pelangi dengan warnanya yang menipuku
Aku tak butuh bintang dengan cahayanya yang membodohiku
Aku tak butuh gerhana dengan fenomenanya yang menakutiku
Untuk kembali bersama, aku hanya butuh hati ini untuk memaafkan

Tuhan
Buatlah aku bisa memaafkannya
Keinginanku untuk bersama terlalu besar dari pada tidak memaafkannya
Namun, bisakah kami bersama selagi masih ada luka di hati?

Kepada Rembulan, pergilah
Sampaikan rasa bimbangku kepadanya
Bacakan semua sajak kerinduan yang pernah kutuliskan untuknya
Buatlah dia tahu keberadaanku sekarang
Lalu kembali untuk menyinari bumi di tengah gelapnya malam
Bukankah dia akan datang jika dia masih mencintaiku?

Kuputuskan menghampirinya saat mentari bersinar
Kucari dia di tanah lapang
Berblok-blok ku telusuri
Akhirnya ketemu
Tampak indah dirimu bagai bunga yang kubawa

Semoga Tuhan dan Kamu mendengar doa yang kusampaikan
Kembali ku menangis
Menangisi dirimu yang sekarang khayalan
Sambil sesenggukkan kuberkata, "Kembalilah, walau Kutahu itu tak akan munkin."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar