Rabu, 12 September 2018

Obrolan Singkat dengan si Dingin

Sore itu seorang perempuan termenung di balkon depan kelasnya meunggu dia yang datangnya tak pasti.
Kemudian ia mengalah kepada waktu, memutuskan untuk pulang dengan jalan menunduk.

Tak disangka, langkahnya terhenti menabrak sesuatu, dilihatnya sepasang sepatu yang ia kenali. Itu orang yang dia tunggu. Kemudian dia mendongak menatap sang pemilik sepatu. Mata mereka bertemu membuat keduanya terdiam membisu.

"Apa yang kau lakukan?" tanya si lelaki itu.
"Ayo pulang," ajaknya lagi. Yang diajak bicara hanya diam dan mengikuti.

Di perjalanan, tak ada kata yang keluar dari mulut mereka. Awan hitam mulai menyeliputi perjalanan mereka. Mereka mampir ke kedai di sudut kota yang biasa mereka datangi. Mengobrol, dan meluruskan suatu hal.

"Maafkan aku yang selalu menunggumu datang, maafkan aku yang mengharapkan mu," ucap perempuan tersebut mengawali pembicaraan.
"Kenapa?" tanya si lelaki bingung.
"Karena kamu yang membuatku merasa memilikimu tapi kamu juga yang membuatku merasa aku tidak memiliki mu" ucap si perempuan.
"Kau tau aku memiliki sifat ini dan kau terus mengejar walaupun diawal aku menjauh. Aku melihat mu yang berbeda dari yang lain dan aku suka itu." Jelas si lelaki.
"Aku tau sikap tak mudah diubah dan aku senang kamu yang seperti ini. Misterius, dingin, dan menganggap orang sebagai tembok. Maaf jika aku begini, mengobrol dengan mu membuat mood ku jauh membaik, " jawabnya sambil tersenyum.
"Aku suka senyum mu. Manis," kata si lelaki.

Dengan obrolan singkat, dua muda mudi itu kembali tersenyum, ceria.
Menembus hujan yang membasahi kota, melupakan masalah mereka, bergembira.

3 komentar: